Selasa, 14 Oktober 2008

Lebaran Gorontalo

Ada hikmahnya juga merasakan lebaran di gorontalo, asal muasal sejarahnya dari hasil perhitungan akuntansi bahwa tidak efektif penggunaan saldo tabungan puluhan juta hanya untuk mudik yang dipatok pemerintah selama tujuh hari, akhirnya sidang dewan terhormat memutuskan untuk tidak pulang baik kebandung ataupun ke aceh tengah untuk bersilaturahmi dengan keluarga besar, tapi cukup memanjakan diri di gorontalo ini saja, dengan catatan tidak boleh mengurangi kebahagiaan keluarga selama liburan lebaran ini. walhasil dibuatlah jadwal teratur dan terjadwal untuk mengisi kebahagiaan hari raya tersebut..
salah satu tradisi unik di lebaran gorontalo adalah malam tumbilotohe atau malam pasang lampu, dilaksanakan sekitar empat hari menjelang lebaran, hampir seluruh penduduk gorontalo berlomba menghias pekarangan rumah dan lingkungan dengan nyala lampu templok, lampu templok sederhana yang dibuat dari botol minuman energy yang diberi sumbu kemudian di tata sebanyak mungkin dan sebagus mungkin untuk kemudian dinyalakan setiap malam. dan sejak malam penyalaan lampu anak anak kecil di bolehkan keliling door to door untuk minta uang seribu seperti anak anak mencari permen di malam haloween di amerika, repotnya kadang karena gelap malam dan usia anak anak itu hampir sebaya maka kita susah membedakan apakah anak anak itu sudah berkali kali bulak balik minta uang ke rumah rumah, dan kadang repotnya mereka nggak kenal waktu meminta sumbangan tersebut , kadang saat buka sudah muncul di depan rumah atau malah saat kita sudah hampir mau tidur masih saja ada yang minta uang kerumah hehehe biarin lah setahun sekali ini....
karena anak anak kami baru kali ini tamat lengkap puasa dan tarawihnya, saya dan istri berusaha apresiasi dengan menciptakan lebaran yang sesungguhnya di rumah, maka sibuklah kami membuat kue nastar, cheesestick, kacang bawang, kolang kaling merah dan tentu saja kue keju, juga perlengkapan lebaran seperti ketupat, opor ayam kampung, sambal goreng kentang dan rendang, tidak ketinggalan es campur dan nata d coco karena saya dan istri udah lupa gimana membuat rujak cuka, menu yg biasa kami nikmati di rumah orang tua kami dibandung. tahu sendiri gimana macetnya ramenya suasana pasar jelang lebaran, jarak seratus meter pake motor bisa sampe setengah jam...
lebaran pertama sperti biasa kami lewatkan di rumah dan sekitar rumah, lebaran kedua kami menghadiri halal bi halal di teman teman pengajian, hari ketigakami istirahat dan hari keempat kami keliling ke rumah rumah orang orang yang kami tua kan di gorontalo dan hari terakhir kami lewatkan liburan di bone bolangopantai..
satu lagi tradisi unik lebaran gorontalo yaitu lebaran ketupat jawa tondano, lebaran ini dilaksanakan 7 hari setelah hari raya idul fitri, hal ini dilaksanakan pertama tama oleh masyarakat keturunan jawa yang tinggal di kampung jawa isimu kabupaten gorontalo, mereka menunda lebaran dilaksanakan setelah mereka melakukan tambahan 6 hari puasa syawal, tradisi ini kemudian menyebar ke sebagian besar masyarakat dan menjadi tradisi yang unik di Gorontalo.